Surabaya,CJ – Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah memberikan suport penuh terhadapa pengembangan kampung hidroponik yang terletak di Kampung Kendangsari RW 05, Kecamatan Tenggilis, Surabaya. Kampung yang selama ini bisa menghasilkan ketahanan pangan dengan aneka sayuran untuk kebutuhan warganya sendiri.
Menurut Laila Mufidah warga mempunyai berperan penting dan sebagai pelaku utama dalam pembangunan kota Pahlawan. Maka dari itu ia mengajak warga Surabaya makin meningkatkan partisipasi mereka dalam ikut membangun lingkungan sekitar.
Saat pemberian bantuan alat penjernih air selokan jadi air layak pakai dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Laila meminta warga ikut berperan dalam menjaga dan keberlanjutan alat tersebut.
“Kita dukung warga makin punya rasa memiliki bersama. Menjaga alat bersama-sama agar awet. Mari dimanfaatkan bersama. Kami percaya peran Pak RW dan Pak Lurah dan dukungan warga Kendangsari,” kata Laila,( 2/9/2025).
Terealisasinya bantuan kampus Unusa untuk warga di Kampung Kendangsari itu adalah bagian dari bakti kampus ke masyarakat. Lembaga Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa memberi bantuan Unusa Water.
Ketua LPPM Unusa Achmad Syafiuddin menyampaikan bahwa kampusnya memang tengah mengembangkan teknologi yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
“Ini bentuk perhatian kami kepada masyarakat. Selain di Kampung Kendangsari, alat yang sama juga kami perbantukan untuk Pondok-pondok pesantren seluruh Indonesia,” kata Syafiuddin.
Pria yang juga ketua Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP) Unusa ini menyampaikan bahwa Unusa Water penjernih air tersebut banyak manfaatnya. Terutama bagi masyarakat yang memerlukan kebutuhan air bersih.
Dengan operasional yang mudah dan alat yang murah, alat penjernih air tersebut bisa ramah masyarakat. Kandungan alat atau kandungan material bahan seratus persen dalam negeri. Onderdil murah dan mudah.
Pihak LPPM Unusa sudah melatih warga Kendangsari untuk mengoperasikan alat penjernih itu. Selain itu warga juga sudah dilatih untuk maintenance hingga antisipasi onderdil.
Alat dengan teknologi sederhana ini mampu memfilter air selokan menjadi air jernih. Sumber air di selokan ditampung lebih dulu dengan proses filterisasi dengan bahan alam.
Mulai dari pasir, karbon aktif atau arang, batuan-batuan zeolit dan bahan lain dalam sebuah tampungan di selokan. Inilah pre filtrasi untuk memisahkan lumpur. Kemudian akan difiltrasi hingga ditampung di tandon.
Hasil filtrasi air selokan itu akan mendapatkan air yang jernih dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan sanitasi dan kebutuhan harian warga lainnya.
“Alhamdulillah warga senang. Tak lagi pusing untuk kebutuhan siram-siram tanaman di kampung hidroponik,” pungkasnya Marto, Ketua RW 05. ADV/DN