Surabaya,CJ – Dengan terbitnya Permendagri No. 15 Tahun 2024 tentang pedoman umum program pemenuhan makanan bergizi, dinilai berpotensi mempengaruhi anggaran prioritas lain yang sudah dialokasikan dalam APBD kota Surabaya 2025 mendatang.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, mengatakan alokasi anggaran untuk program makanan bergizi gratis ini sebesar Rp 1,1 triliun yang dinilai akan bedampak pada proyek-proyek penting lainya, seperti proyek pembangunan proyek rumah sakit Surabaya selatan, salah satunya.
“Jika memang benar anggaran sebesar Rp 1,1 triliun dialokasikan untuk program makanan bergizi gratis, tentunya ada kemungkinan sejumlah anggaran lain perlu dirasionalisasi atau bahkan digeser. Oleh karena itu, kami berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah memiliki rencana alternatif seperti Plan A, Plan B, dan Plan C untuk mengantisipasi dampaknya terhadap prioritas lainnya, termasuk RS Surabaya Selatan,” ungkap Aning Rahmawati, Jumat (15/11/2024).
Aning menekankan pentingnya transparansi dalam alokasi anggaran program ini. Menurutnya, Pemkot perlu memberikan penjelasan detail mengenai efisiensi anggaran senilai Rp 1,1 triliun tersebut.
“Apakah itu merupakan total biaya keseluruhan atau hanya sebagian? Kita perlu tahu apakah anggaran itu bisa dipilah dan dipilih, agar tidak mengorbankan proyek-proyek penting lainnya,” ujar Aning.
Selain itu, Aning juga menyoroti pentingnya skema sharing anggaran antara APBD dan APBN dalam program makanan bergizi ini. “Harus jelas, berapa persen dari APBD dan berapa persen dari APBN. Ini penting agar tidak terjadi pemangkasan besar-besaran terhadap anggaran prioritas lain,” lanjutnya.
Banggar DPRD Surabaya berencana untuk memanggil Pemkot guna mengkaji lebih jauh rencana rasionalisasi anggaran ini. “Kita perlu melihat secara rinci, mana yang akan digeser, mana yang akan diprioritaskan, agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama,” pungkasnya.
“Kami berharap, Pemkot dapat memberikan gambaran detail mengenai alokasi anggaran yang ada, mana saja yang akan dikerjakan pada tahun 2025 dan mana yang harus ditunda. Dengan demikian, kita bisa menilai apakah anggaran untuk RS Surabaya Selatan ini akan tetap diprioritaskan atau terpaksa digeser,” imbuhnya. ADV/DN