Surabaya,CJ – Pendidikan merupakan salah satu amanah Undang-Undang Dasar dan Kota Surabaya juga mempunyai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Surabaya yang mengamanatkan wajib belajar 12 tahun. Namun, di kota Pahlawan ini masih kerapkali ditemukan anak-anak Surabaya yang putus sekolah karena kurang biaya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Lutifiyah ini turun kemasyarakat mengatakan dirinya kerap kali menerima keluhan dari masyarakat bahwa di Surabaya ini masih ada anak-anak yang putus sekolah karena ekonomi keluarga yang tidak cukup, seperti anak-anak di Teluk Nibung, Kec. Pabean Cantikan.
“Saya temukan masih banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya dan sebagian anak yatim,” ungkap Hj.Lutfiyah Sabtu (9/11/2024).
Melihat kondisi yang memperhatikan ini, Lutfiyah mendesak Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan anak putus sekolah ini. Selain itu Lutfiyah meminta para ketua RT untuk mendata anak-anak yang putus sekolah di sana untuk menginventarisir berapa jumlah anak putus sekolah. Dan dirinya sebagai wakil rakyat akan mengkoordinasikan temuan tersebut pada pemerintah kota agar mendapatkan solusi yang tepat.
“Saya minta pak RT mendata anak-anak yang putus sekolah akan saya komunikasikan kepada dinas terkait untuk mencari solusi agar tidak ada lagi anak Surabaya yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya,”terang Lutfiyah.
Selain itu, Lutfiyah juga meminta kepada para orang tua agar tidak segan dan takut untuk menyampaikan kepada kepala sekolah tentang persoalan kesulitan biaya sekolah anaknya untuk dicarikan solusinya.
Menurut Lutfiah kekuatan anggran APBD Surabaya 2025 ini sangat mampu untuk mengentas dan menyelesaikan permasalahan anak putus sekolah di kota Pahlawan ini. Seperti kita ketahui kekuatan APBD Surabaya 2025 ini mencapai Rp12,3 triliun.
” Untuk pos anggran pendidikan di Surabaya APBD Surabaya sudah 21%. Ini sudah lebih yang amanatkan UUD 1945 yang total anggaran pendidikan 20 % dari anggaran APBN,” jelasnya.
Lutfiyah optimis dengan besaran anggran yang dimiliki Surabaya ini dapat menyelesaikan persolaan anak putus sekolah. “Saya berharap Pemkot dapat mengoptimalkan anggaran tersebut dan terus lebih masif melakukan solialisasi serta melakukan pendataan hingga ke akar rumput agar tidak ada lagi anak Surabaya yang purtus Sekolah demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan menuju indonesia emas,”pungkasnya. ADV/DN