Surabaya,CJ – Guna menekan peningkatan penyakit demam berdarah atau DBD di kota Pahlawan Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggenjot program pencegahan DBD, sampai ke bawah seperti Puskesmas, masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Bumantik.
Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya dr. Akmarawita Kadir mengatakan di Surabaya ada 10 data wilayah mengalami kenaikan DBD diantaranya Tandes, Sawahan, Benowo, Rungkut, Pakal Sambikerep, Tambaksari, Wonokromo, Tenggilis dan Kenjeran mengalami kenaikan.
“Itu akan menjadi fokus kita bersama dan tidak menyampingkan daerah-daerah lain untuk tetap pertahankan kebersihan dan 3M plusnya,” ungkap Akmarawita Kadir, Senin (6/5/2024).
Surabaya secara umum menurutnya, pihaknya melihat memang ada peningkatan, tetapi untuk pencegahan penyakit DBD dinilai cukup baik.
Bahkan program pencegahan tersebut, lanjut ia, sudah turun sampai ke Puskesmas, masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Bumantik.
“Tapi kita tetap mengingatkan untuk prosedurnya sampai ke bawah,” tutur Akmarawita Kadir.
Akmarawita mengatkan ada beberapa laporan peningkatan kasus demam berdarah, flu Singapura, ISPA dan penyakit gondongan. Khusus kasus demam berdarah seperti yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dalam rapat, kata ia, ada peningkatan 29 persen di akhir periode bulan April.
Supaya masyarakat, KSH dan bumantik untuk tetap menjaga daerahnya masing-masing untuk menekan jumlah kasus DBD.
“Dan jangan sampai menimbulkan kejadian kematian,” tambah Akmarawita Kadir.
Oleh karena itu, untuk program fogging dan 3M plus ini, menurutnya harus tetap terus dilakukan dan dijaga dengan baik.
“Karena disini ada 10 kecamatan dan kelurahan paling terbanyak (Kasus DBD),” ungkap Akmarawita Kadir.
Sementara itu, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa kasus DBD di Surabaya bisa dikendalikan tidak sampai melonjak seperti di wilayah kabupaten atau kota di Jawa Timur.
“Jadi sampai akhir April kemarin kasus (DBD) ada peningkatan di bandingkan dengan tahun 2023 di periode yang sama,” kata Nanik Sukristina.
Tetapi menurutnya, angka kenaikan hanya 26 persen yang masih dirasa aman.
“Insya Allah aman jangan sampai terjadi KLB di kota Surabaya,” ucap Nanik Sukristina.
Meski demikian menurutnya, pihaknya tetap waspada dan menggerakkan masyarakat dan KSH untuk selalu melaksanakan pola hidup sehat dan lingkungan.
“Juga melalukan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara mandiri di wilayahnya masing-masing,” pungkas. ADV/DN