SURABAYA, CJ – Putri Presiden RI ke- 4 Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh yang dikenal dengan Yenny Wahid atau Yenny Gus Dur, ajak ngobrol milenial Surabaya saat keliling kota di Jawa Timur, Jumat malam, 24 November 2023.
Kegiatan Yenny bermula dari kawasan Tapal Kuda sejak tanggal 21-24 November 2023. Pasca dari wilayah timur, ia singgah di Surabaya sebelum kembali ke kegiatan selanjutnya di luar Jatim.
“Nggak ada agenda khusus, pingin Jalan-Jalan aja ke Surabaya. Pas lewat di kawasan Jalan Tunjungan, ramai banget. Setelah berputar-putar, eh dapat tempat di Simpang Dukuh,” cetus wanita kelahiran Jombang 49 tahun silam.
Dengan ditemani dengan segelas teh, cemilan, dan mie goreng, Yenny Wahid terlihat gayeng nongkrong dengan berbagai kalangan di lesehan malam itu. Ia tak terlihat seperti anak Presiden pada umumnya.
Puluhan orang gabung bersamanya sejak jam 21.30 WIB. Dalam cangkrukan itu, ada dari Barikade Gus Dur Surabaya dan Jawa Timur, serta ada Ketua Komunitas Milenial Ganjar (Kolega) Jatim Billy Handiwiyanto.
Kedatangan dia ke Surabaya, adalah akhir dari rangkaian kegiatan dia dari wilayah Tapal Kuda, Situbondo, Probolinggo, Jember, dan Lumajang untuk silaturahmi ke ponpes-ponpes di wilayah itu.
Di tengah-tengah anak muda Surabaya ini, Yenny berbincang santai dengan Billy Handiwiyanto dan timnya untuk berbicara banyak soal apa keinginan para milenial.
Melihat antusias mereka, Yenny Gus Dur menyatakan optimistis pasangan Ganjar-Mahfud akan mendapatkan suara signifikan dari kalangan anak-anak muda di Pilpres 2024.
“Kalau saya sih cukup optimis. Saya targetnya suara Islam dan menggarap suara anak muda (milenial dan Gen Z, red). Jadi dua ini yang saya garap,” sambung Yenny Wahid.
Ia mengaku sudah empat hari ini keliling Jawa Timur untuk konsolidasi gerakan dan penyamaan persepsi guna pemenangan Ganjar-Mahfud. Terutama di basis-basis pesantren.
“Hasilnya sih menggembirakan,” cetus Yenny Wahid.
“Kalau suara nasionalis kan sudah jelas digarap oleh PDIP,” sambung dia.
Karena itu, Yenny lebih fokus membidik anak-anak muda atau milenial di kota termasuk kalangan santri. Sejumlah program Ganjar-Mahfud pun sudah disiapkan untuk mereka.
“Misalnya bea siswa yang lebih banyak lagi untuk santri. Karena saat ini memang ada bea siswa untuk masyarakat umum. Tapi santri kadang-kadang susah untuk bersaing, karena ada beberapa Pondok Pesantren yang ijazahnya tidak diterima,” urai Yenny.
Melihat fenomena itu, Ganjar-Mahfud membawa program untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut.
“Misalnya untuk menyamakan ijazah, agar semua ijazah dari pesantren bisa diterima baik,” tandas Yenny.
Menurut Yenny, persoalan tersebut sebenarnya sudah pernah dibawa ke Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang belum ada solusinya.
Sementara itu, Billy Handiwiyanto, merasa salut dengan solusi-solusi dari gagasan yang disampaikan.
“Solusi yang disampaikan Bu Yenny, sangat sejalan dengan pemikiran-pemikiran milenial. Makanya, secepatnya akan kita laksanakan dengan program-program milenial yang sangat bermanfaat,” ujar Billy. NIN