Sign In
Celotehjatim.com
  • Home
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Lifestyle
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
Reading: Peringati Hari Bung Karno, Ketua DPRD Surabaya: Kita Warisi Api Perjuangan, Jangan Abunya
Celotehjatim.com
  • Beranda
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Lifestyle
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Pendidikan
    • Ekonomi & Bisnis
    • Lifestyle
    • Hukum & Kriminal
    • Internasional
    • Olahraga
    • Opini
  • About us
    • Kontak
    • Tentang
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
© 2023 CelotehJatim.com
Advertorial

Peringati Hari Bung Karno, Ketua DPRD Surabaya: Kita Warisi Api Perjuangan, Jangan Abunya

Publisher: Redaktur Kamis, 6 Juni 2024
Share
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono.

Surabaya,CJ – Bulan Juni ini menjadi istimewa bagi Sang Putra Fajar, sebutan Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Tiga peristiwa penting di bulan Juni yang tidak bisa dilepaskan dari Sang Proklamator Kemerdekaan dan Maka dari itu bulan juni ini disebut, bulan Bung Karno.

Ada tiga peristiwa penting yang tidak dapat dilupakan hingga sekarang ini dikenang dan diperingati masyarakat luas. Pertama, 1 Juni 1945. Bung Karno menyampaikan pidato tentang Pancasila di depan sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Ketika itu di masa penjajahan Jepang. Untuk mengenang dan memperingati peristiwa itu, pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, yang diperingati secara nasional.

“Kedua, 1 Juni 1901. Bung Karno lahir di Surabaya ketika fajar merekah. Diberi nama Koesno. Kemudian diubah menjadi Soekarno. Bung Karno lahir di rumah kecil dan sederhana, di kampung Pandean Gang 4 nomor 40. Bung Karno adalah arek Suroboyo. Beliau lahir dan tumbuh di kota yang kultur masyarakatnya egaliter, blak-blakan, penuh persaudaraan. Karakter ini ikut membentuk dirinya, pikiran dan gagasan-gagasannya,” kata Adi Sutarwijono, Ketua DPRD Kota Surabaya, Kamis (6/6/2024).

Tepat HUT ke-75 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2020, rumah lahir Bung Karno dibeli Pemerintah Kota Surabaya. Menjelang berakhirnya pemerintahan Walikota Ibu Risma. Di kemudian hari, pemerintahan Walikota Eri Cahyadi membenahi rumah itu, dan dijadikan museum yang bisa dikunjungi oleh masyarakat luas.

Baca Juga:  DPRD Kota Surabaya Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Visi-Misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya

Sebagai destinasi wisata, rumah itu satu rangkaian kunjungan wisatawan dengan rumah indekos Bung Karno sewaktu sekolah menengah di Surabaya, milik Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarikat Islam. Rumah indekos itu terletak di Jalan Peneleh Gang 7 nomor 29-31. Tak jauh dari rumah lahir Bung Karno.

Rumah Pak Tjokro telah lebih dulu dijadikan museum, yang kerap dikunjungi masyarakat luas. Rumah indekos itu ditempati Bung Karno sebelum meneruskan sekolah di Bandung, kini bernama ITB, hingga lulus meraih gelar insinyur.

Peristiwa ketiga, tanggal 21 Juni 1970, Bung Karno wafat sekaligus mewariskan gagasan-gagasan besar bagi generasi penerus Indonesia, bahkan diwarisi internasional yakni kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. “Itu sebabnya, bulan Juni dikenang sebagai Bulan Bung Karno. Mengutip pesan Bung Karno, kita warisi apinya! Jangan abunya,” kata Adi.

Kota Surabaya merupakan tempat penting dalam pertumbuhan nasionalisme dan perjuangan Indonesia di masa silam. Kota ini disebut Bung Karno sebagai dapur nasionalisme Indonesia. Kota Surabaya menjadi tempat pembentukan gagasan Indonesia di masa pemerintahan kolonial Belanda.

Baca Juga:  Adi Sutarwijono: Satu Suara Sangat Berarti

Surabaya tercatat dalam ingatan publik sebagai kota yang memainkan peran penting dalam pembentukan kesadaran sebagai bangsa merdeka, bebas dari belenggu penjajahan bangsa asing. Di Kota Surabaya berlangsung berbagai pergerakan dan perlawanan rakyat, sebelum dan pasca kemerdekaan.

“Ada sejumlah peristiwa besar di Surabaya. Salah satunya, pertempuran 10 Nopember 1945 di awal kemerdekaan Indonesia, yang setiap tahun kita peringati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa heroik itu didahului dengan perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit dan dicetuskannya Resolusi Jihad oleh para ulama, yang membakar perlawanan hebat dari rakyat terhadap tentara sekutu,” kata Adi.

Berbagai peristiwa di masa lalu masih bisa dikenali di sejumlah tempat atau menjadi tetenger hingga saat ini. Sehingga menjadi modal penting bagi pewarisan sejarah pada generasi selanjutnya. Menanamkan kesadaran nasionalisme dan pembentukan karakter.

“Surabaya menyimpan banyak kisah perjuangan, kepahlawanan dan narasi kebangsaan Indonesia. Ini menjadi modal penting untuk membangun kesadaran nasionalisme. Memperkuat wawasan kebangsaan bagi generasi penerus. Itu bisa dilakukan melalui cara-cara kreatif, misal, dengan wisata kebangsaan ke tempat-tempat bersejarah,” kata Adi Sutarwijono.

Baca Juga:  Ketua DPRD Surabaya Serap Aspirasi Warga Pengampon

Api perjuangan Bung Karno itu, kata Adi, di era sekarang diwujudkan dalam berbagai kebijakan pemerintahan di Surabaya. Yakni, untuk menyejahterakan warga masyarakat, terutama lapisan orang kecil atau wong cilik. ”Orang tidak dapat mengabdi kepada Tuhan, dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin,” dikutip dari Bung Karno tahun 1946.

Di pemerintahan Kota Surabaya, telah dilakukan pembebasan biaya pendidikan di SD Negeri dan SMP Negeri. Dan, diberikan bantuan seragam untuk pelajar-pelajar yang tidak mampu. Di bidang kesehatan, juga dilakukan pembebasan biaya pengobatan dan perbaikan akses pelayanan kesehatan. Pemerintah dan warga masyarakat juga terus berjibaku mengentas kemiskinan.

Begitu pula dengan pembenahan kampung-kampung, perbaikan rumah tidak layak huni, dan penciptaan ruang-ruang publik yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Pemerintahjuga terus menata lingkunan yang hijau dan bersih.

“Surabaya terus tumbuh dan dijaga sebagai kota yang maju, nyaman, dan dihuni beragam penduduk. Toleransi dan gotong royong telah menjiwai Surabaya,” kata Adi Sutarwijono. ADV/DN

Bagikan:
TAGGED: Bulan Bung Karno, Bulan Juni, Bulan Juni Adalah Bulan Bungkarno, Hari Lahir Bung Karno, Ir.Soekarno, Ketua DPRD Surabaya, Presiden Pertama RI, Presiden Pertama RI Ir.Soekarno
Redaktur Senin, 10 Juni 2024 Kamis, 6 Juni 2024
Previous Article Advokat Edesman Andreti Siregar SK Mutasi 48 Pegawai Dibatalkan, Joe: Kelayakan Kakanwil Kemenkumham NTT Dipertanyakan
Next Article Steffiani Setyadji mendampingi ayahnya, Santoso membagikan beras kepada warta sekitar lokasi outlet Happy Puppy di Jalan Dr Soetomo. Karaoke Happy Puppy Bagikan 6 Ton Beras ke Warga Sekitar Lokasi Usaha
Ad imageAd image

Berita Terkini

Rakornas APMU PTMA 2025, Langkah Percepatan Akselerasi Mutu Pendidikan
Sabtu, 28 Juni 2025
Telusuri Jejak Sang Proklamator Lewat Lewat Tur Literasi
Sabtu, 28 Juni 2025
DPRD Surabaya Minta Seleksi Sekda Harus Profesional dan Bebas Kepentingan Politik
Sabtu, 28 Juni 2025
Satgas PDIP Surabaya Gelar Konsolidasi Amankan Kebijakan Partai
Kamis, 26 Juni 2025
Ad imageAd image

Terpopuler

Wali Kota Eri Tegaskan Pengusaha Komitmen Sediakan Jukir Resmi
Rabu, 18 Juni 2025
Pengukuhan 1020 PPG UINSA, Wali Kota Surabaya Dorong Guru Melek Teknologi AI
Kamis, 26 Juni 2025
Tekan Angka Curanmor, DPRD Surabaya Ajak Semua Pihak Terlibat Aktif Jaga Kota Pahlawan
Selasa, 10 Juni 2025
Komisi B DPRD Surabaya Dorong LPMK Berfungsi Jadi Pengawasan KMP
Senin, 16 Juni 2025

© 2023 Celoteh Jatim | All right reserved

  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Selamat Datang

Masuk ke Akun Anda

Lost your password?